Semangat Ibadah Para Ulama Gencet Kemalasan Amal Kita
ILUSTRASI. (foto: flickr.com) Jika kita melihat contoh orang-orang terdahulu, contoh para ulama salaf, barangkali kita akan tercengang. Bagaimana tidak? Sungguh menakjubkan amal yang mereka lakukan. Semangat mereka amat luar biasa. Kontinuitas mereka dalam beramal selalu terjaga. Di antara buktinya adalah kisah-kisah berikut ini.

ILUSTRASI. (foto: flickr.com)
- Waki’ bin Al Jarroh rahimahullah berkata, “Al A’masy selama kurang lebih 70 tahun tidak pernah luput dari takbiratul ihrom.”
- Al Qodhi Taqiyuddin Sulaiman bin Hamzah Al Maqdisi rahimahullah berkata, “Aku tidaklah pernah shalat fardhu sendirian kecuali dua kali. Dan ketika aku shalat sendirian, aku merasa seakan-akan aku tidak shalat.”
- Muhammad bin Sama’ah rahimahullah berkata, “Selama 40 tahun aku tidak pernah luput dari takbiratul ihram (bersama imam) walaupun sehari saja kecuali ketika ibuku meninggal dunia.”
- Dalam biografi Sa’id bin Al Musayyib rahimahullah di kitab Tahdzib At Tahdzib disebutkan, “Selama 40 tahun tidaklah dikumandangkan adzan melainkan Sa’id telah berada di masjid.”
- Asy Sya’bi rahimahullah berkata, “Tidaklah adzan dikumandangkan semenjak aku masuk Islam melainkan aku telah berwudhu saat itu.”
Ulama belakangan pun ada yang punya kisah demikian. Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullah terkenal dengan semangat beliau dalam ibadah di samping beliau sudah ma’ruf dengan perbendaharaan ilmu diin yang amat luas. Beliau adalah orang yang rutin menjaga shalat sunnah rawatib, rajin menjaga dzikir-dzikir khusus dan rutin pula menjaga shalat malam (tahajjud).
- Anak Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz yang bernama Ahmad berkata, “Aku sudah lama mengetahui kalau ayahku selalu bangun tidur satu jam sebelum shalat shubuh dan ketika itu beliau shalat (tahajjud) sebanyak 11 raka’at (sudah termasuk witir, pen).”
Wallahu waliyyut taufiq.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
Reference:
Al Imam Ibnu Baz, Dr. ‘Abdul ‘Aziz As Sadhaan, hal. 76-77, terbitan Maktabah Al Malik Fahd, cetakan kedua, 1428 H
Soeta Airport-Jakarta, on Journey to Jogja, 11 Jumadal Ula 1432 H (14/04/2011)
(rumaysho.com)
Comments (0)
Posting Komentar